Apa itu penyakit Disentri ?
Disentri adalah infeksi usus yang menyebabkan diare parah dengan darah dan lendir. Penyakit ini sering ditemukan di daerah dengan sanitasi yang buruk dan akses terbatas ke air bersih. Disentri dapat disebabkan oleh bakteri atau parasit, dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik, terutama pada anak-anak dan orang tua.
Penyebab Disentri
- Disentri Basiler: Disebabkan oleh bakteri Shigella. Infeksi ini terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
- Disentri Amebik: Disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica. Parasit ini biasanya ditemukan di daerah tropis dengan kondisi sanitasi yang buruk.
Gejala Disentri
Gejala disentri dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya, tetapi umumnya meliputi:
- Diare dengan darah atau lendir
- Sakit perut atau kram
- Demam
- Mual dan muntah
- Kehilangan nafsu makan
- dehidrasi
- Kelelahan
Pada kasus yang parah, disentri dapat menyebabkan komplikasi seperti abses hati (untuk disentri amuba) atau sindrom uremik hemolitik (untuk disentri basil).
Dampak Disentri
Disentri memiliki dampak besar, terutama di negara berkembang. Penyakit ini dapat menyebabkan dehidrasi parah dan malnutrisi, terutama pada anak-anak, yang dapat berujung pada kematian jika tidak ditangani dengan tepat. Selain dampak kesehatan, disentri juga dapat menyebabkan kerugian ekonomi karena biaya pengobatan dan hilangnya produktivitas kerja.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis disentri, akan dilakukan:
- Kultur feses
Dalam kasus disentri, kultur feses merupakan pemeriksaan gold standard yang lainnya. Pemeriksaan kultur feses selain untuk mengidentifikasi penyebab dapat berperan untuk melihat resistensi antibiotik.
- pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah lengkap umumnya akan ditemukan leukositosis, anemia, dan trombositopenia pada infeksi Shigella dan Entamoeba histolytica. Toksin Shigella dan Entamoeba histolytica dapat mengakibatkan dehidrasi sehingga terjadi gangguan pada fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan BUN dan kreatinin.
- Endoskopi
Hasil endoskopi pada disentri basiler dapat menunjukkan gambaran eritematosa atau timbulnya bercak merah dan ulkus pada saluran cerna yang tersebar secara difus. Sedangkan pada disentri amuba, ditemukan gambaran ulkus tanpa tanda inflamasi generalisata.
Pengobatan Disentri
Pengobatan disentri tergantung pada penyebabnya:
- Antibiotik : Untuk disentri basiler, antibiotik seperti ciprofloxacin atau azithromycin sering digunakan.
- Antiprotozoa : Untuk disentri amebik, obat seperti metronidazole atau tinidazole digunakan untuk membunuh parasit.
- Rehidrasi : Sangat penting untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare. Ini bisa dilakukan dengan oralit atau dalam kasus yang parah, melalui cairan intravena di rumah sakit.
- Pengobatan simtomatik : Obat-obatan seperti antispasmodik dapat digunakan untuk meredakan kram perut.
Pencegahan Disentri
- Higiene Pribadi : Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum makan, memasak, menyiapkan makanan, dan setelah buang air besar, serta mengganti popok bayi.
- Sanitasi : Pastikan sanitasi lingkungan baik dengan penggunaan toilet yang bersih dan pengelolaan limbah yang tepat. Selalu bersihkan toilet dengan desinfektan setiap selesai digunakan.
- Air Bersih : Selalu mengonsumsi air yang telah dimasak hingga mendidih atau disterilkan dan air di botol yang masih tertutup rapat. Hindari es batu dan minuman yang tidak diketahui asal usulnya.
- Makanan Aman : Hindari makanan mentah atau kurang matang, serta makanan yang disiapkan dalam kondisi kebersihan yang diragukan.
Disentri, meskipun terlihat sebagai ancaman kecil, dapat memiliki dampak besar pada individu dan masyarakat. Upaya pencegahan melalui peningkatan sanitasi, akses ke air bersih, dan edukasi kebersihan sangat penting untuk mengurangi beban penyakit ini. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat juga diperlukan untuk mencegah komplikasi serius dan kematian. Dengan perhatian yang tepat, kita dapat mengurangi dampak besar yang ditimbulkan oleh ancaman kecil ini.