Pada musim penghujan terdapat banyak genangan air untuk tempat perkembangbiakan nyamuk diantaranya nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus yang merupakan vektor penyakit demam berdarah dengue. Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus.
Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup serius dan dapat mengancam nyawa masyarakat. Penyakit DBD sendiri adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya gigitan nyamuk aedes Aegypti yang sangat identik dengan musim hujan di daerah tropis atau subtropis.
Hal ini dikarenakan genangan air yang ada pada lubang atau barang-barang bekas akibat hujan menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melakukan berbagai pencegahan yang dapat menghambat atau menghentikan perkembang biakan nyamuk di sekitar lingkungan kita.
Jika tidak ditangani dengan baik, demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi yang cukup parah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.
Gejala Demam Berdarah Dengue
Sebelum memasuki fase DBD, seseorang yang terinfeksi virus dengue umumnya mengalami demam tinggi secara mendadak hingga mencapai suhu di atas 38 derajat celsius. Fase ini disebut sebagai demam dengue.
Demam terutama berlangsung pada 1–2 hari pertama dan akan turun pada hari ke-3. Namun, perlu diwaspadai bahwa hari ke-3 hingga hari ke-5 saat demam sedang turun, justru merupakan masa kritis, di mana mungkin terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah yang disertai penurunan nilai trombosit sehingga memerlukan terapi cairan dan observasi ketat.
Tidak jarang, penyakit demam dengue berkembang menjadi demam berdarah dengue (DBD) yang ditandai dengan perburukan gejala. Terlebih lagi jika penderita mengalami gejala seperti mudah memar, perdarahan di kulit, mimisan, gusi berdarah, bahkan perdarahan organ internal.
Perdarahan organ internal bisa ditandai dengan tanda dan gejala berikut:
- Lemas dan gelisah.
- Penurunan kesadaran.
- Hipotensi (tekanan darah rendah atau semakin turun).
- Kedua tangan dan kaki terasa dingin.
- Nyeri perut hebat.
- Muntah darah atau feses hitam.
- Kesulitan bernapas.
Hasil laboratorium menunjukkan peningkatan hematokrit atau hemokonsentrasi lebih dari 20% dari nilai awal, bersamaan dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat di bawah 100.000 per mikroliter.
Perlu dipahami bahwa DBD adalah keadaan darurat medis yang mengancam jiwa, sehingga cara mengobati demam berdarah dengue ini perlu dilakukan dengan segera. Oleh karena itu, penting untuk mencegah kondisi ini dari awal dengan berbagai langkah, termasuk dengan melakukan vaksin DBD.
Vaksinasi merupakan salah satu strategi penting dalam pencegahan demam berdarah dengue. Dengan merangsang respons kekebalan, vaksinasi demam berdarah dapat mencegah dan mengurangi risiko komplikasi serta kematian dari demam berdarah dengue.
Tentu saja tidak hanya vaksinasi saja tindakan untuk pencegahan nya, terdapat banyak pencegahan yang perlu diketahui dimulai dari lingkungan disekitar terlebih dahulu, yaitu
Program PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
Setiap tahun, kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia cenderung meningkat pada pertengahan musim penghujan sekitar bulan Januari, dan cenderung turun pada bulan Februari hingga ke penghujung tahun. Dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan. Oleh karenanya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim penghujan. Program PSN, yaitu:
- Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.
2. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.
3. Memanfaatkan kembali, atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
Cegah dengan 3M Plus
Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti:
- Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan
- Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
- Menggunakan kelambu saat tidur
- Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
- Menanam tanaman pengusir nyamuk
- Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
- Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan.
Faktor Risiko Demam Berdarah
Selain PSN 3M Plus, sejak Juni 2015 Kemenkes sudah mengenalkan program 1 rumah 1 Jumantik (juru pemantau jentik) untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue. Gerakan ini merupakan salah satu upaya preventif mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) dari mulai pintu masuk negara sampai ke pintu rumah. Terjadinya KLB DBD di Indonesia berhubungan dengan berbagai faktor risiko, yaitu:
- Lingkungan yang masih kondusif untuk terjadinya tempat perindukan nyamuk Aedes Aegyepti.
- Pemahaman masyarakat yang masih terbatas mengenai pentingnya pemberantasan sarang nyamuk 3M Plus.
- Perluasan daerah endemic akibat perubahan dan manipulasi lingkungan yang terjadi karena urbanisasi dan pembangunan tempat pemukiman baru.
- Meningkatnya mobilitas penduduk