Apa Itu Speech Delay?
Salah satu tahap perkembangan manusia yang dimulai sejak bayi adalah berbicara. Tahapan ini merupakan salah satu bagian yang harus diperhatikan sejak dini karena dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan perkembangan seorang anak. Bicara sebagai sebuah bentuk bahasa menggunakan artikulasi atau kata-kata dalam menyampaikan maksud. Berbicara sebagai sebuah keterampilan mental-motorik melibatkan koordinasi antara kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda dengan kemampuan mengaitkan arti terhadap bunyi yang dihasilkan. (Azizah, 2017)
Speech delay atau keterlambatan bicara adalah keterlambatan kemampuan bicara dan bahasa yang tidak sesuai dengan usia anak. Anak yang mengalami speech delay sebenarnya mampu bicara untuk mengucapkan kata-kata, tapi kesulitan dalam menghubungkannya. Pada kondisi ini, anak tidak mampu menyampaikan isi pikirannya dengan baik sehingga kata-katanya sulit dipahami
Tanda Speech Delay
Normalnya, anak berusia 2 tahun sudah menguasai 50 kosakata dan menggabungkan 2 kata menjadi kalimat sederhana. Namun, terjadi pengecualian pada pengidap speech delay. Beberapa kondisi yang perlu dicurigai sebagai gejala speech delay adalah sebagai berikut:
- Pada usia 12 bulan, anak tidak menggunakan gerakan, seperti menunjuk atau melambaikan tangan sampai jumpa.
- Memasuki usia 18 bulan, anak lebih memilih gerak tubuh untuk berkomunikasi. Selain itu, mereka juga kesulitan meniru suara dan memahami ucapan sederhana.
- Pada usia 2 tahun, mereka hanya bisa meniru ucapan atau tindakan dan tidak menghasilkan kata atau frasa secara spontan. Anak juga mengucapkan kata atau suara berulang kali bukan menggunakan bahasa lisan saat berkomunikasi. Anak tidak dapat mengikuti petunjuk sederhana dan memiliki nada suara yang tidak biasa (seperti suara serak atau sengau)
3 Penyebab Kenapa Anak Bisa Terkena Speech Delay ?
Pada dasarnya, bicara merupakan suatu aktivitas yang dihasilkan dengan melibatkan 3 organ, otak, telinga, dan mulut. Otak berfungsi untuk memproses reseptif dan ekspresif anak ketika berbicara, sedangkan telinga dan mulut berfungsi untuk mendengarkan dan memproduksi suara saat berbicara.
Anak yang mengalami speech delay bisa diakibatkan karena salah satu organ tersebut mengalami gangguan sehingga menyebabkan proses berbicara mereka terganggu.
1. Gangguan pada otak
Pada organ otak, beberapa gangguan saraf maupun psikologis seperti maturational delay speech, gangguan bicara spesifik, autisme, hingga disabilitas intelektual bisa menjadi penyebab dari speech delay pada anak.
2. Gangguan pada telinga
Telinga bisa menjadi penyebab speech delay jika anak terlahir atau mengalami masalah pada indra pendengarannya sehingga anak mengalami kesulitan saat mendengar suara.
3. Gangguan pada mulut
Gangguan pada mulut bisa membuat anak mengalami kesulitan untuk memproduksi suara atau gangguan artikulasi.
4 Cara Mengatasi Speech Delay
Terlepas apakah mengikuti terapi dokter spesialis, psikolog, atau ahli patologi bahasa, ada beberapa cara mengatasi speech delay yang bisa dilakukan orangtua, diantaranya:
1. Perbanyak stimulus
Bercerita atau mendongeng bisa menjadi solusi, terlebih jika dibarengi gambar di sela-sela dongeng. Metode ini tidak hanya mengenalkan atau memperbaiki kosakata, tapi juga menggugah imajinasi anak.
2. Perbanyak Atau Sering Ajak Komunikasi Anak
Satu metode terbaik sebagai cara mengatasi speech delay yaitu memperbanyak komunikasi dengan anak. Selain mengakrabkan hubungan, komunikasi juga dianggap sebagai terapi paling mudah dan sederhana. Jauh lebih baik jika metode ini diterapkan sedari bayi saat tanda speech delay terdeteksi
3. Kurangi Screen Time
Pada era digital sekarang, screen time memicu masalah tersendiri bagi tumbuh kembang anak, salah satunya speech delay. Anak hanya terfokus pada layar sehingga lebih irit bicara. Idealnya, anak di bawah 2 tahun jangan diberi perangkat untuk keperluan apapun, sementara usia 2-5 tahun dibatasi 2 jam dalam satu hari.
4. Konsultasi Ke Dokter Spesialis Anak