Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan keanekaragaman hayatinya, terutama kekayaan yang terkandung di wilayah perairan. Dengan kekayaan yang begitu melimpah, maka sangat banyak memberikan manfaat bagi manusia. Di provinsi Riau terdapat 15 sungai yang membelah wilayah daratan, dari sekian banyak sungai hanya empat sungai yang digunakan sebagai prasarana antar wilayah dalam provinsi Riau. Pedada (Sonneratia caseolaris) merupakan tanaman mangrove yang tumbuh liar disepanjang pesisir pantai dan sungai, rasanya yang asam membuat buah ini tidak dimanfaatkan oleh masyarakat di pesisir pantai (Susanto, dkk., 2020).
Tekulai Hilir merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir, provinsi Riau. Masyarakat Desa Tekulai Hilir sebagian besar merupakan nelayan dan petani kelapa yang memiliki penghasilan yang minim. Adanya potensi tanaman buah pidada ini dapat menjadi alternatif mata pencaharian baru bagi masyarakat sekitar.
Potensi mangrove di Indonesia sangat besar karena memiliki beberapa jenis mangrove yang tumbuh subur. Salah satu jenis mangrove yang dimanfaatkan buahnya yaitu jenis pedada (Sonneratia caseolaris) yang hidup dan tumbuh di hutan mangrove. Buah pedada ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat, sehingga perlu mengolahnya menjadi bahan pangan yang bernilai ekonomis. Buah Pedada memiliki rasa asam tetapi tidak beracun, serta memiliki kandungan gizi dan vitamin C yang tinggi dimana buah ini belum termanfaatkan secara optimal sampai saat ini oleh masyarakat. Informasi mengenai cara pengolahan buah pedada belum banyak diketahui masyarakat umum. Berdasarkan hasil uji fitokimia di Laboratorium Teknik Kimia Unsri yang dilakukan pada bulan Juli 2019, bahwa buah pedada memiliki kandungan fitokimia yaitu flavonoid, alkaloid, dan steroid (Varghese dkk., 2010). Lebih lanjut Apriani dan Dinia, (2013) menyatakan bahwa kandungan fitokimia ini memiliki aktivitas sebagai antimikroba.
Pada tahun 2015 Kak Alita selaku pengagas di tim Kebaya melaporkan hasil uji laboratorium kandungan pada buah pedada. Kandungan energi pada buah pidada 110 kkal/100gr, kadar abu 1.42%, protein 2.12%, lemak 1.83%, dan karbohidrat 22.4%. Sedangkan untuk kandungan vitamin menurut (Manalu et al 2013) Vitamin B1 dalam 100 g pedada segar adalah 5,04 mg/100g, Vitamin B2 dalam 100 g pedada segar sebesar 7,65 mg, dan vitamin C dalam 100 g pedada segar sebesar 56,74 mg. Berdasarkan kandungan tersebut ternyata buah pedada memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan terutama sebagai antioksidan karena banyak mengandung vitamin C (Alita, 2015).
Berdasarkan penelitiannya Uce Lestari mengatakan bahwa buah pedada (Sonneratia caseolaris) mengandung beberapa senyawa bioaktif diantaranya flavonoid, luteolin dan luteolin 7-O-B-glucoside yang memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, mampu meningkatkan sistem daya tahan tubuh serta dapat membunuh mikroorganisme.
Penambahan bahan alami yang aman dikonsumsi serta adanya penunjang rasa dan penempilan pada produk yang dapat dikembangkan, tentu nya memiliki kegunaan bagi kesehatan dan fungsi tertentu untuk mendapatkan cita rasa yang nikmat pada produk yang dihasilkan. Agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik maka proses pengolahan perlu memperhatikan kehigenisan dan kebersihan agar kandungan yang terdapat pada buah pidada tidak hilang.