Hari guru adalah hari dimana semua murid mengapresiasi guru dengan hadiah, ucapan dan sebagainya dengan tujuan untuk mengingat budi baik dan jasa dari seorang guru. Bersempena pada hari guru, penulis juga ingin mengulas tentang seorang guru yang selalu menjadi inspirasi bagi penulis. Penulis tertarik membahas biografi seorang guru yang berasal dari SMAN Negeri 1 Bangko. Penulis mengenal beliau sewaktu penulis mengenyam pendidikan di sekolah tersebut. Beliau merupakan wali kelas penulis yang penulis kagumi semenjak menginjak kelas XII di SMA Negeri 1 Bangko pada tahun 2022.
Minar Hayati, M. Pd., itulah nama guru tersebut. Beliau biasa dipanggil bu Minar, beliau mempunyai nama kunyah Ummu Naufal. Bu Minar adalah seorang guru yang mengajar Bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia di SMAN 1 Bangko, Bagansiapiapi, Kecamatan Bangko, Kabupaten Roka Hilir, Provinsi Riau. Beliau Penulis kenal sebagai guru yang sabar dan penuh perhatian terhadap kami murid-muridnya, terutama kepada Penulis. Beliau adalah tempat penulis selalu berkeluh kesah tentang berbagai hal. Berbagai topik selalu penulis tanyakan dengan beliau, terutama mengenai ilmu agama, beliau adalah adalah jalan yang Allah berikan untuk penulis agar dapat mengenal agama Islam yang haq. Selain itu, kasus bullying di SMA terutama dikelas XII Ipa 4, dapat teratasi dengan baik karena kehadiran bu Minar ditengah-tengah kami. Selain jadi walas kebanggaan kami, beliau juga selalu membimbing peserta didik dalam mengikuti berbagai lomba tingkat SMA. Beliau adalah pembina prestasi siswa di Bidang Karya tulis ilmiah di SMAN 1 Bangko. Setiap kali membimbing siswa, hampir semua mendapat juara. Berikut adalah diantara torehan prestasi siswa-siswi SMAN 1 Bangko di bawah bimbingan bu Minar.
- Lomba KTI tahun 2009 diadakan oleh Dinas BAPEDA Rokan hilir, nama siswanya Jasmadi, berhasil meraih juara 1.
- Lomba pidato di Ponpes Darul muqomah, Bagansiapiapi 2021, nama siswa Tengku khairunnisa juara 1, dan Zahra Firmani juara 2.
- Lomba KTI dalam rangka HUT Kabupaten Rokan hilir, juara 3, nama siswa Yokhebed Gowesa, 2023.
Bu Minar merupakan orang asli Bagansiapiapi, Beliau lahir di Bagansiapiapi, 25 September 1984. Beliau merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara. Beliau mengenyam pendidikan Formal di SDN 008 Bagan Punak hingga kelas 5 SD, kemudian hijrah ke Pekanbaru dan melanjutkan sekolah Di SDN 033 Rejosari (SDN 001 Rejosari) tamat pada tahun 1998. Selanjutnya sekolah di SMPN 4 Pekanbaru, tamat 2001, kemudian melanjutkan SMA ke SMAN 6 Pekanbaru dan lulus tahun 2004. Di tahun yang sama yaitu 2004, beliau diterima di Universitas Riau pada jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah lulus tahun 2008. Setelah lulus pendidikan S1 beliau kembali ke kampung halamannya. Pada tahun 2008, tepatnya pada tanggal 1 November 2008 beliau mulai mengajar di SMAN 1 Bangko hingga sekarang.
Pada tahun 2012, Bu Minar menemukan jodohnya kemudian menikah dengan seorang konsultan pengawas di Bagansiapaiapi. Dari pernikahannya beliau dikaruniai 2 orang anak laki-laki, yaitu Naufal Annadif Hamin dan Ahmad Nabil Fawaz Hamin.
Beliau selalu mendidik siswa-siswinya tanpa pamrih yang selalu memotivasi agar kami semua harus melanjutkan studi keperguruan tinggi, termasuk penulis sendiri beliaulah yang telah memotivasi penulis hingga bisa kuliah dikampus Poltekkes yang tercinta ini. Kesabarannya dalam mengajari penulis, membuat penulis menjadi takjub akan usahanya mengajari penulis. Apalagi, saat beliau menjadi pembimbing ektrakurikuler KTI (karya tulis ilmiah) pada tahun 2022 silam.
Bu Minar memiliki motivasi yang kuat yaitu “Jadikan dunia dalam genggamanmu, dan akhirat dihatimu. berpikir sebelum berbuat, libatkan Allah dalam setiap urusanmu.” ucap Alumni Magister Pendidikan Bahasa Indonesia UPI tahun 2018 ini. Saat penulis bertanya mengapa memilih menjadi guru, beliau menjelaskan “Awalnya karena arahan dari abang yang mengatakan pekerjaan terbaik bagi seorang perempuan adalah guru. Abang kandung ibu adalah penasehat/motivator hebat dalam hidup ibu…beliau juga yang membiaya sekolah ibu hingga selesai S1, jadi…apapun nasihat memang selalu ibu dengar dan ikuti, setelah menjalani peran sebagai guru…ternyata memang inilah pekerjaan yang cocok ibu jalani. Nikmatnya jadi guru itu adalah ibu bisa mendidik dan memberikan ilmu yang baik kepada peserta didik, banyak yang mengenal dan mendoakan kita, kebaikan yang sudah kita berikan kepada peserta didik insya Allah akan jadi pahala yang akan terus mengalir, semoga pun akan berguna untuk akhirat kelak” ucapnya dengan penuh keikhlasan. Terakhir beliau berpesan kepada penulis ” Belajarlah tanpa henti, perhatikan attitude dengan siapapun dan dimanapun” ucapnya yang akan selalu penulis ingat. Seiring dengan bergulirnya waktu murid mungkin saja lupa dengan dengan gurunya, tapi penulis tidak, guru tak wajib ingat atau mengenang muridnya, tapi muridlah yang wajib ingat dengan gurunya. Selamat hari Guru inspirasiku, namamu akan selalu bertahta dihatiku.