Dampak Sinar Matahari
Umumnya, sinar matahari dalam jumlah kecil, terutama di pagi hari sebelum hari paling terang, bisa bermanfaat bagi Anda dalam beberapa hal. Berapa banyak yang cukup? Jawaban ini berbeda untuk setiap orang. Itu tergantung pada warna kulit, usia, riwayat kesehatan, pola makan, dan tempat tinggal Anda. Secara umum, para ilmuwan berpendapat bahwa 5 hingga 15 menit hingga 30 menit jika Anda berkulit gelap – adalah waktu yang tepat untuk mendapatkan hasil maksimal tanpa menimbulkan masalah kesehatan.
Sinar ultraviolet merupakan bagian gelombang elektromagnetik dari energi radiasi matahari pada pita 100-400 nm. Radiasi matahari yang menjangkau permukaan bumi sendiri berada pada sekitar panjang gelombang 100 nm sampai dengan 1 mm.
Sinar UV matahari membantu tubuh Anda membuat nutrisi ini, yang penting untuk tulang, sel darah, dan sistem kekebalan tubuh. Ini juga membantu Anda menyerap dan menggunakan mineral tertentu, seperti kalsium dan fosfor. Meskipun kebanyakan orang mendapatkan cukup vitamin D dari makanan, anak-anak yang tidak mendapatkan vitamin D dapat terkena rakhitis, yang melembutkan dan melemahkan tulang mereka.
Namun, Sinar UV dari matahari yang baik adalah berkisar sampai jam 10.00 pagi saja, diatas jam 10.00 sinar UV tersebut tidak baik lagi bagi kesehatan kulit kita. Dikarenakan matahari pada saat jam tersebut sudah naik ke puncak dan polusi udara sudah menguap keatas, sehingga sinar UV yang dipancarkan tidaklah baik bagi kesehatan lagi.
Lalu, apa kaitan nya dengan penggunaan Sunscreen?
Sunscreen adalah salah satu jenis perawatan kulit (skincare) dasar yang sangat penting untuk melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB. UVA dan UVB adalah bentuk sinar UV yang bisa berdampak buruk bagi kulit.
Dilansir dari Healthline, dokter kulit asal New York, Amerika Serikat (AS), dr. Barney Kenet mengatakan bahwa setiap orang wajib menggunakan sunscreen minimal SPF 30 dan diaplikasikan setiap dua hingga tiga jam sekali untuk perlindungan kulit yang maksimal.
“Jangan tertipu dengan berpikir bahwa Anda benar-benar terlindungi [oleh sunscreen]. SPF menunjuk perlindungan dari sinar UVB, bukan UVA,” ujar dr. Kenet mengungkapkan alasan sunscreen wajib rutin diaplikasikan ulang.
Kulit merupakan lapisan yang perlu kita jaga, rawat dan lindungi keberadaan nya, dan kita perlu rawat dengan hal kecil yang harus di biasakan serta tidak memandang warna kulit apapun, selagi itu terdapat dalam diri kita harap rawat pemberian dari tuhan.
Lalu, apa saja dampak, resiko negatif tidak memakai sunscreen yang perlu kita ketahui?
Mari disimak lebih lanjut di bawah ini…
Dampak Negatif Tidak Memakai Sunscreen!
1. Penuaan Dini
Kulit yang tidak menggunakan sunscreen saat pagi hingga sore hari bisa meningkatkan risiko kerusakan kolagen dan jaringan ikat di kulit. Bila hal itu terjadi, elastisitas kulit akan menurun sehingga kulit menjadi keriput, kendur, dan tampak tua.
Menurut studi oleh National Health and Medical Research Council of Australia, penggunaan sunscreen secara rutin bisa mengendalikan penuaan pada kulit.
2. Kulit Terbakar
Kulit terbakar alias sunburn terjadi ketika kulit kurang mendapatkan proteksi dari sunscreen. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan kulit yang memerah dan terasa perih.
Kejadian kulit terbakar biasanya diakibatkan oleh paparan sinar matahari yang menyengat secara berulang. Jika dibiarkan, kulit bisa melepuh, merusak lapisan epidermis, hingga terasa perih.
3. Kanker Kulit
Dampak terburuk bila tidak menggunakan sunscreen adalah meningkatkan risiko kanker kulit. Sebab, radiasi sinar UV bisa menyebabkan kerusakan DNA yang secara perlahan bisa memicu kanker.
Sebagian besar orang menganggap bahwa sunscreen hanya perlu digunakan saat cuaca terik, padahal sunscreen tetap harus digunakan meskipun cuaca mendung atau hujan. Sebab, awan tidak mampu menghalangi sinar UVA dan UVB.
“Menurut Yayasan Kanker Kulit (Skin Cancer Foundation), awan menyaring kurang dari 25 persen sinar UV yang menembus kulit penyebab kanker kulit,” ujar Dokter di Doctor On Demand, dr. Tony Yuan, dikutip dari Forbes, Selasa (21/2/2023).
“Meskipun cuaca sedang sejuk dan berawan, kulit Anda masih bisa menyerap sebagian besar sinar UVA dan UVB,” lanjutnya.
Dengan demikian, penggunaan dan pengaplikasian ulang sunscreen setiap dua hingga tiga jam sekali saat cuaca mendung tetap perlu dilakukan guna melindungi kulit dari risiko kanker kulit.
Gejala kanker kulit berbeda-beda tergantung jenisnya. Namun, gejala umumnya ditandai dengan bintik-bintik luka, perubahan warna kulit, dan munculnya tahi lalat tertentu.
4. Hiperpigmentasi
Luka di kulit yang terpapar oleh radiasi sinar UV bisa menyebabkan munculnya post inflammatory hyperpigmentation (PIH). PIH atau hiperpigmentasi adalah kondisi munculnya bercak warna kecoklatan pada kulit.
PIH bisa dicegah dengan penggunaan dan pengaplikasian ulang sunscreen setiap dua hingga tiga jam sekali.
5. Kerusakan Pembuluh Darah
Salah satu risiko buruk akibat paparan sinar UV yang tidak dilindungi sunscreen adalah kerusakan pada pembuluh darah di bawah jaringan kulit. Jika kondisi itu terjadi, cairan bisa keluar dari pembuluh darah yang rusak dan menimbulkan bintik merah serta bercak pada kulit.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa sunscreen mampu melindungi fungsi pembuluh darah kulit dari paparan radiasi UV yang berbahaya dengan melindungi pelebaran pembuluh darah.
Selain itu, keringat pada kulit juga dapat memberikan perlindungan pada pembuluh darah kulit dari kerusakan akibat sinar matahari.
Kesimpulan :
Rawat kulit anda sebelum terkena efek samping dari ketidak penggunaan sunscreen.