Masa remaja merupakan fase penting dalam perkembangan fisik, mental, dan emosional seseorang. Pada periode ini, kebutuhan nutrisi yang tepat sangat penting untuk mendukung pertumbuhan yang optimal. Pola makan yang seimbang tidak hanya membantu menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga berperan dalam perkembangan kognitif, regulasi emosi, dan pembentukan kebiasaan hidup sehat jangka panjang.
Menurut Kemenkes RI, pola makan seimbang bagi remaja harus mencakup berbagai kelompok makanan utama, seperti karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, sayuran, dan buah-buahan. Karbohidrat kompleks dari sumber seperti beras merah, roti gandum utuh, dan sereal memberikan energi yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari dan mendukung fungsi otak. Sementara itu, protein dari sumber hewani seperti ikan, daging rendah lemak, telur, dan kacang-kacangan berperan dalam membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.
Selain itu, Kemenkes RI juga menekankan pentingnya asupan mikronutrien seperti zat besi, kalsium, vitamin D, dan vitamin B kompleks. Zat-zat ini berperan dalam pembentukan sel darah merah, pertumbuhan tulang, dan fungsi saraf yang optimal.
Untuk membantu remaja memenuhi kebutuhan nutrisi mereka, Kemenkes RI menganjurkan beberapa langkah praktis, termasuk menyediakan makanan sehat di rumah, membawa bekal sehat ke sekolah, dan membatasi konsumsi makanan cepat saji dan minuman berpemanis. Selain itu, orang tua dan guru juga diimbau untuk memberikan edukasi tentang nutrisi dan mendorong remaja untuk aktif secara fisik.
Prinsip gizi seimbang memiliki 4 pilar utama :
1.Mengonsumsi makanan dengan beraneka ragam
Mengonsumsi menu makanan seimbang tidak hanya satu jenis, karena semakin beragam jenis makanan yang kita konsumsi semakin kebutuhan asupan gizi kita.
2.Menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Perilaku hidup bersih sangat penting untuk menjauhkan diri dari penyakit, seperti infeksi kuman, bakteri, atau virus. Jika sistem imunitas tubuh Anda lemah, maka radikal bebas atau penyakit akan lebih mudah muncul.
3.Melakukan aktivitas fisik
Asupan gizi yang berlebihan harus diimbangi dengan aktivitas fisik agar tidak meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, serta penyakit serius lainnya.
4.Menjaga berat badan ideal.
Berat badan harus tetap dipantau agar tidak mengalami underweight atau bahkan obesitas yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Pemerintah Indonesia sendiri memiliki program gizi yang diberi nama “Isi Piringku” , program ini menggantikan konsep makanan empat sehat lima sempurna yang selama ini sudah diketahui di kalangan masyarakat. Isi piringku memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait gizi seimbang. Berikut penjelasan dari “Isi Piringku”:
- 1/6 piring makan berupa buah berbagai jenis dan warna.
- 1/6 piring berupa lauk pauk protein baik hewani maupun nabati.
- 1/3 piring berupa makanan pokok yang terdiri dari karbohidrat kompleks (biji -bijian/beras), artinya membatasi karbohidrat simpleks (gula, tepung-tepungan dan produk turunan dari tepung)
- 1/3 piring makan berupa berbagai jenis sayur-sayuran.
Remaja membutuhkan zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak, dan protein maupun zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral yang tertuang dalam “Isi Piringku” dalam memenuhi kebutuhan energi untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari. Remaja perempuan yang nantinya menjadi calon ibu di masa depan diupayakan agar dapat melahirkan generasi emas bebas stunting. Oleh sebab itu, harus dipersiapkan sedini mungkin dan semaksimal mungkin untuk melahirkan generasi yang sehat dan berprestasi dengan memperhatikan asupan gizi sekarang dan nanti.
Referensi:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Kemkes.Go.Id. https://www.kemkes.go.id/article/view/18051600001/menkes-remaja-indonesia-harus-sehat.html
IDAI. 2013. Nutrisi pada Remaja. Idai.Or.Id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-remaja.
Direktorat P2PTM. 2019. Apa Saja 4 Pilar Utama Dalam Prinsip Gizi Seimbang?. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apa-saja-4-pilar-utama-dalam-prinsip-gizi-seimbang.