Apa itu stunting?
Stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
Adapun angka stunting di Indonesia konsisten menurun sejak 2013 yang berada pada 37,2%. Kemudian, kembali menurun pada tahun 2016, 2018, 2019, 2021 hingga saat ini di tahun 2022 berhasil menyentuh angka 21,6%. Ini merupakan penurunan terbaik atau yang terendah dalam sedekade terakhir.
Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14% pada akhir 2024. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah harus mengupayakan penurunan angka stunting sebesar 3,8% setiap tahunnya.
Ciri – ciri stunting
ciri – ciri stunting yang paling menonjol yaitu :
- Tinggi badan anak lebih pendek dari pada anak seusianya
- Pertumbuhan lambat
- Turunnya kekebalan tubuh
- Performa buruk dalam belajar
- Usia 8- 10 tahun anak lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata
Adapun dampak stunting yaitu:
- Mudah sakit
- Kemampuan kognitif kurang
- Saat tua beresiko terkena penyakit tidak menular (PTM)
- Serta postur tubuh tidak maksumal saat dewasa
Faktor penyebab stunting
- Kurang gizi pada 1000 HPK
- Kurangnya pengetahuan ibu pada masa kehamilan dan pola asuh yang buruk
- Sanitasi lingkungan yang buruk.
Kurangnya gizi pada 1000 HPK menjadi faktor utama penyebab stunting, oleh karena itu pentingnya pengoptimalan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) untuk pencegahan stunting dan dapat menciptakan generasi yang berkualitas.
Apa itu 1000 HPK?
1000 HPK merupakan tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang paling penting pada masa awal proses kehidupan manusia.Dimulai sejak 270 hari pada masa kehamilan, serta 730 hari setelah bayi lahir atau usia 2 tahun.
1000 HPK disebut juga sebagai periode emas karena pada saat itu terjadi perkembangan otak yang sangat pesat, pertumbuhan badan yang sehat, perkembangan sistem metabolisme tubuh dan pembentukan sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Lalu bagaimanakah cara pemenuhan gizi pada 1000 HPK?
Cara pemenuhan gizi pada 1000 HPK yaitu dengan:
- Pada masa kehamilan ibu harus mengonsumsi asupan gizi yang seimbang dan ditambah dengan mengonsumsi tablet tambah darah , asam folat, kalsium dan iodium.
- Ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 6x selama masa kehamilan, untuk dapat melihat pertumbuhan janin selama di dalam kandungan.
- Melakukan IMD (inisiasi menyusui dini ) dan pemberian asi eksklusif.
- Memberikan makanan pendamping asi (MP ASI) yang harus di sesuaikan dengan perubahan usia anak dan tekstur makanan.
- Memantau perkembangan anak dengan memberikan imunisasi lengkap untuk anak sesuai jadwal.
- Memberikan vitamin A setelah usia 6 bulan.