Pengertian DBD
Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebabkan oleh infeksi arthropoda dengan salah satu dari 4 serotipe virus demam berdarah. Virus dengue adalah virus RNA yang memiliki genus Flavivirus. Dengue adalah masalah global yang penting dalam perawatan kesehatan.
Demam Berdarah Dengue (DBD) ini ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang paling umum mempengaruhi manusia. Demam berdarah telah menjadi masalah nasional bahkan internasional. Sampai sekarang penyakit DBD belum ditemukan obat maupun vaksinnya, sehingga satu-satunya cara untuk mencegah terjadinya penyakit ini dengan memutuskan rantai penularan yaitu dengan pengendalian vektor. Di Indonesia sendiri, penyakit demam berdarah dengue masih menjadi masalah kesehatan yang utama.
Faktor Yang Mempengaruhi DBD
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejadian demam berdarah dengue yaitu faktor lingkungan dan perilaku masyarakat. Diantaranya:
1. Kepadatan Penduduk
Faktor kependudukan seperti kepadatan penduduk akan mempengaruhi proses penularan atau pemindahan suatu penyakit dari satu orang ke orang lainnya. Begitu Pula yang terjadi pada kasus DBD, dimana kepadatan penduduk yang tinggi akan mempermudah terjadinya transmisi virus dengue oleh vektor nyamuk Aedes aegypti, sehingga jumlah insiden kasus DBD di daerah yang berpenduduk padat tersebut akan meningkat . Wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi memberikan peluang besar nyamuk Aedes aegypti yang terdapat virus dengue di dalam tubuhnya dalam penularan DBD. Semakin padat suatu wilayah, maka potensi penularan penyakit semakin besar. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi jumlah kejadian DBD. Jumlah individu yang besar berada di suatu wilayah tertentu akan memudahkan penyebaran penyakit DBD, karena akan memudahkan dan mempercepat transmisi virus dengue dari vektor. Daerah yang padat penduduk cenderung memiliki higienitas lingkungan yang kurang baik, dan sangat bergantung pada perilaku masyarakat. Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat mendukung terhadap perkembangbiakan vektor.
2. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk adalah suatu gerak pendudukp yang dilakukan oleh seseorang, dari satu tempat ke tempat yang lain dalam jangka waktu tertentu.
Mobilitas penduduk memudahkan penularan dari satu tempat ke tempat lainnya dan biasanya penyakit menjalar dimulai dari suatu pusat sumber penularan kemudian mengikuti lalu lintas penduduk. Makin ramai lalu lintas itu, makin besar kemungkinan penyebaran.
3. Keberadaan Kontainer
Bahan kontainer sebagai tempat perkembangbiakan jentik Aedes aegypti pada umumnya terbuat dari keramik, plastik, logam, karet dan tanah. Bahan kontainer dari semen merupakan yang paling banyak ditemukan jentik Aedes aegypti selain semen baban yang dominan keramik dan plastik.
Pada kontainer yang kasar, gelap dan mudah menyerap air, jumlah telur yang diletakkan lebih banyak sehingga larva yang terbentuk juga lebih banyak. Jumlah larva Aedes aegypti juga dipengaruhi oleh ukuran container dan jumlah air yang terdapat di dalamnya.
Kontainer yang terbuka dan terletak di dalam rumah menunjukan hubungan secara signifikan dengan terjadi DBD hal ini disebabkan karena memungkinkan sebagai tempat perkembangbiakan jentik Aedes aegypti. Penggunaan penutup container yang baik, dapat mencegah berkembiaknya nyamuk Aedes aegypti, sedangkan banyaknya jenis kontainer ditemukan sebagai tempat berkembangnya nyamuk Aedes aegypti tergantung pada kebiasaan masyarakat setempat menggunakan wadah sebagai tempat penampungan air untuk kebutuhan sehari- hari.
4. Keberadaan Pot Tanaman Hias
Ada keterkaitan antara keberadaan pot tanaman hias dengan keberadaan vektor DBD. Lingkungan biologik yang mendukung perkembangbiakkan nyamuk penular penyakit DBD adalah adanya tanaman hias yang berisi air dan tanaman pekarangan/sekitar rumah di samping dapat menampung kelembaban dan pencahayaan di dalam rumah, sehingga menjadi tempat yang disenangi oleh nyamuk Aedes aegypti untuk istirahat.
5. Sikap
Sikap masyarakat terhadap vektor DBD memiliki keterkaitan, yaitu semakin masyarakat bersikap tidak serius dan tidak berhati-hati terhadap penularan penyakit DBD akan semakin bertambah risiko terjadinya penularan penyakit DBD. Salah satu faktor masih tingginya kasus demam berdarah ini adalah kurangnya pengetahuan dan sikap telah terkondisikan masyarakat sehingga berdampak pada tindakan masyarakat dalam pencegahan DBD.
6. Tindakan Pembersihan Sarang Nyamuk
Keterkaitan antara tindakan pembersihan sarang nyamuk dengan vektor DBD ialah telah melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk DBD terkhusus pada tindakan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur), menjaga kebersihan lingkungan, gotong royong, melakukan tindakan dengan mengubur ke dalam tanah, membakar sampah, dan ada juga yang menyatakan dijual ke pemulung. Tetapi ketika diamati secara langsung tindakan yang dilakukan sehari-hari tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan. Maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang kurang baik menyebabkan adanya kejadian DBD.
7. Kebiasaan Menggantungkan Pakaian
keterkaitan antara kebiasaan menggantung pakaian dengan keberadaan vektor DBD ialah nyamuk Aedes aegypti lebih menyukai beristirahat tempat yang gelap, lembab, seperti menggantung pakaian. ketidaksesuaian hasil penelitian ini dengan penelitian yang telah ada dapat dikarenakan faktor-faktor lain yang turut menentukan diantaranya walaupun pakaian bergelantungan tetapi adanya pemakaian obat nyamuk menjadikan populasi nyamuk menjadi sedikit.