Pengertian Dehidrasi
Dehidrasi adalah keadaan terjadinya ketidakseimbangan cairan tubuh dimana tubuh kehilangan cairan lebih banyak daripada asupan cairan yang masuk ke dalam tubuh. Dehidrasi akibat kekurangan cairan dapat disebut sebagai hipernatremia atau hiponatremia apabila terjadi dengan adanya hiperglikemia.
Dampak Dehidrasi Pada Ibu HamilĀ
Dalam beberapa kasus, dehidrasi terjadi bukan hanya karena kekurangan air namun dapat terjadi dengan sebab adanya suatu penyakit atau dalam pengobatan. Komposisi cairan dalam tubuh berubah selama masa kehamilan demi mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.
Keadaan fisiologis yang dialami wanita hamil dapat mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh (seperti natrium dan kalium) yang akan berefek pada status hidrasi wanita hamil.
Proses kehamilan menyebabkan kenaikan berat badan hingga rata-rata 12 kg pada wanita dengan indeks massa tubuh normal. Kontribusi terbesar dari kenaikan berat badan ini adalah volume air dalam tubuh yang meningkat hingga 6-8 L. Tambahan cairan tubuh ini berada di cairan ketuban dan plasenta, volume cairan intraseluler dan ekstraseluler wanita hamil, serta berat janin sendiri yang terdiri dari 75-90% air. Volume plasma darah yang meningkat selama masa kehamilan diperlukan untuk vaskularisasi plasenta sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran nutrisi antara janin dan ibu sehingga membantu perkembangan janin. Ekspansi volume plasma juga berperan sebagai reservoir fisiologis jika terjadi perdarahan pada ibu.
Cairan ketuban berfungsi sebagai tempat penyimpanan air bagi janin beserta lingkungannya untuk media perkembangannya. Cairan amnion juga sebagai perlindungan terhadap trauma, perubahan suhu, dan infeksi bakteri, serta mendukung perkembangan paru-paru janin. Volume plasenta meningkat sebanding dengan berat janin selama masa gestasi. Peningkatan kadar air total ibu selama kehamilan diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin. Wanita di luar kehamilan rata-rata mengalami kekurangan cairan hingga 1,5-3 L/hari. Cairan tubuh yang keluar kebanyakan melalui urin dan kulit, atau bisa juga melalui jalur pernapasan dan sistem ekskresi. Sebanyak 50-70% ibu hamil mengalami mual dan muntah saat awal kehamilan sehingga terjadi ketidakseimbangan asupan antara cairan yang masuk dan keluar. Padahal, kebutuhan air pada wanita hamil meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme bagi tubuhnya sendiri dan juga janin.
Yang menilai status hidrasi wanita hamil dengan indikator osmolalitas urin mendapatkan bahwa nilai rerata pada dua kelompok yaitu hipohidrasi (58,9%) dan normal (41,1%) adalah >500 mOsm/Kg. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden mengalami dehidrasi. Osmolalitas urin adalah biomarker yang digunakan untuk menilai status hidrasi seseorang dalam kondisi tertentu. Selain osmolalitas urin, warna urin dapat menjadi salah satu indikator untuk menentukan status hidrasi pada anak-anak, ibu hamil, orang dewasa baik laki-laki, wanita, dan atlet.
Hubungan antara dehidrasi pada wanita hamil trimester ketiga terhadap berat badan dan panjang bayi (p<0,05). Dari dua kelompok yang diteliti yaitu 51,5% kelompok dehidrasi dan 48,5% kelompok normal, dihitung perbedaan berat badan lahir dan panjang badan bayi yaitu 596, 1gram dan 1,8 cm yang berarti berat badan lahir dan panjang badan bayi pada ibu dehidrasi lebih rendah dibandingkan ibu hamil normal. Puncak pertumbuhan janin adalah dalam rentang waktu 32-34 usia kehamilan. Pada usia kehamilan 34-36 minggu pertumbuhan janin diperlambat karena adanya batasan ruang dalam rahim. Karena hal tersebut, pada trimester ketiga ibu hamil merasa lebih mudah kenyang dan kekurangan nafsu makan tetapi pada saat itu pula nutrisi dan keburuhan air masih sangat dibutuhkan untuk janin agar tetap berkembang. Untuk mencapai perkembangan janin yang normal, dibutuhkan fungsi plasenta yang sehat supaya transfer nutrisi dari ibu ke janin berjalan dengan baik.